Walking

22 Mar 2012


 Di usianya yang telah mencapai bahkan melewati 1 tahun, Ashima sedang giat-giatnya belajar jalan. Kosakatanya belum banyak yang bisa dimengerti selain "ma", "pa", "itu", "nih", "mimi", "titah". Tapi Ashima termasuk cukup "cerewet" dengan celotehannya yang tak kumengerti kecuali sedikit ^^


Yah, Ashima senang sekali belajar jalan. Saat awal dia minta titah, kami membelikannya sepatu yang bisa bunyi 'cit-cit' saat dipakai berjalan. Sejak saat itu Ashima mulai mau belajar jalan, padahal sebelumnya dia lebih giat merangkak daripada jalan. Oleh tantenya Ashima juga dibelikan walking assistance. Sebenarnya aku nggak begitu kepikiran untuk membeli WA karena aku lebih suka mengajarinya jalan secara manual. Sebelum memakai WA, Ashima sudah kuajari berjalan selangkah demi selangkah. Bukan dengan titah lho, tapi langsung kulepas tangannya begitu dia sudah bisa berdiri dengan mantap. Awalnya dia masih takut dan berjalan satu dua langkah aja terus jatuh. Tapi beberapa kali latihan dia sudah mampu berdiri sendiri dan langsung berjalan hingga tiga langkah.

Saat memakai WA dia seperti mengandalkan kekuatan WA sehingga cenderung menumpukan badan ke WA saat berjalan. Memang saat memakai WA badan kita tidak capek karena tidak perlu membungkuk saat menitah anak. Tapi karena Ashima tinggi (atau ibunya yang mungil ya?), aku tidak pernah terlalu membungkukkan badan saat menitah Ashima. Sampai sekarang, WA hanya kugunakan saat mengajarinya berjalan di luar rumah. Namun untuk ayah dan eyangnya, alhamdulillaah WA itu sangat berguna ^^

Ashima sudah mulai sadar sosial. Dia masih takut dengan orang asing tapi tidak terlalu sulit beradaptasi. Ashima juga sudah mulai senang bermain dengan anak-anak tetangga (yang mayoritas anak laki-laki), meski hanya sekedar berteriak-teriak kegirangan saat melihat mereka bermain. Kadang ingin mengajaknya ke tetangga, namun karena di lingkungan kami banyak anak yang terkena TB paru, agak worried membiarkan Ashima bermain terlalu jauh. Sudah beberapa kali Ashima kontak dengan penderita TBC dewasa yang membuatku menjadi over protective. Sebenarnya kasihan melihatnya yang sering bosan di rumah. Apalagi dia sudah bisa mengungkapkan keinginannya untuk bermain di luar. Kadang ingin mencarikan teman bermain, tapi anak-anak di sini sering sakit sedangkan daya tahan Ashima masih belum terlalu kuat. Setiap pagi paling enggak aku bisa membawa Ashima bermain dengan anak-anak tetangga meski cuma satu jam. Aku hanya ingin Ashima tidak terlalu penakut ketika bertemu dengan orang baru (meski waspada itu harus di jaman sekarang ini). I wouldn't let her alone...

0 komentar:

Posting Komentar