Di usianya yang telah mencapai bahkan
melewati 1 tahun, Ashima sedang giat-giatnya belajar jalan. Kosakatanya belum
banyak yang bisa dimengerti selain "ma", "pa",
"itu", "nih", "mimi", "titah". Tapi
Ashima termasuk cukup "cerewet" dengan celotehannya yang tak
kumengerti kecuali sedikit ^^
Yah, Ashima senang sekali belajar
jalan. Saat awal dia minta titah, kami membelikannya sepatu yang bisa bunyi
'cit-cit' saat dipakai berjalan. Sejak saat itu Ashima mulai mau belajar jalan,
padahal sebelumnya dia lebih giat merangkak daripada jalan. Oleh tantenya
Ashima juga dibelikan walking assistance.
Sebenarnya aku nggak begitu kepikiran untuk membeli WA karena aku lebih suka
mengajarinya jalan secara manual. Sebelum memakai WA, Ashima sudah kuajari
berjalan selangkah demi selangkah. Bukan dengan titah lho, tapi langsung
kulepas tangannya begitu dia sudah bisa berdiri dengan mantap. Awalnya dia
masih takut dan berjalan satu dua langkah aja terus jatuh. Tapi beberapa kali
latihan dia sudah mampu berdiri sendiri dan langsung berjalan hingga tiga
langkah.
Saat memakai WA dia seperti
mengandalkan kekuatan WA sehingga cenderung menumpukan badan ke WA saat
berjalan. Memang saat memakai WA badan kita tidak capek karena tidak perlu
membungkuk saat menitah anak. Tapi karena Ashima tinggi (atau ibunya yang
mungil ya?), aku tidak pernah terlalu membungkukkan badan saat menitah Ashima.
Sampai sekarang, WA hanya kugunakan saat mengajarinya berjalan di luar rumah.
Namun untuk ayah dan eyangnya, alhamdulillaah WA itu sangat berguna ^^
Ashima sudah mulai sadar sosial. Dia
masih takut dengan orang asing tapi tidak terlalu sulit beradaptasi. Ashima
juga sudah mulai senang bermain dengan anak-anak tetangga (yang mayoritas anak
laki-laki), meski hanya sekedar berteriak-teriak kegirangan saat melihat mereka
bermain. Kadang ingin mengajaknya ke tetangga, namun karena di lingkungan kami
banyak anak yang terkena TB paru, agak worried
membiarkan Ashima bermain terlalu jauh. Sudah beberapa kali Ashima kontak
dengan penderita TBC dewasa yang membuatku menjadi over protective. Sebenarnya kasihan melihatnya yang sering bosan di
rumah. Apalagi dia sudah bisa mengungkapkan keinginannya untuk bermain di luar.
Kadang ingin mencarikan teman bermain, tapi anak-anak di sini sering sakit
sedangkan daya tahan Ashima masih belum terlalu kuat. Setiap pagi paling enggak
aku bisa membawa Ashima bermain dengan anak-anak tetangga meski cuma satu jam.
Aku hanya ingin Ashima tidak terlalu penakut ketika bertemu dengan orang baru
(meski waspada itu harus di jaman sekarang ini). I wouldn't let her alone...
0 komentar:
Posting Komentar