Jalan-jalan: Refresh Your Mind!

31 Des 2010

Alhamdulillaah.. setelah sekian lama, akhirnya sempat juga nulis lagi. Entah kenapa beberapa minggu ini rasanya males... banget nulis. Soalnya perut udah besar dan jadi gampang banget capek. Baru masak bentar, udah capek. Jalan kaki bentar, udah letoy. Hmm... ini kali ya, salah satu ibroh kenapa ibu itu harus lebih dihormati daripada ayah ^^

Oya, niatnya beberapa waktu yang lalu mau posting soal jalan-jalan ke Wonosobo. Hehe... alhamdulillaah suami ngajakin jalan-jalan ke sana. Katanya, mumpung belum lahiran jadi masih bisa berduaan (wii.. romatisnyaa!! hehe..). Yah.. secara sejak hamil juga nggak bisa ke mana-mana, jadi mungkin maz pingin nyenengin aku juga.


Nah, perjalanan dari Bumiayu ke Wonosobo sekitar 3 jam naik mobil. Kami waktu itu berangkat jam 10.00 WIB dan sampai Wonosobo sekitar jam 13.00 WIB. Sampai di Wonosobo muter-muter nyari hotel udah penuh. Tarif hotel di sana lumayan mahal ternyata. Maklum juga soalnya kan kota wisata. Akhirnya dapat juga hotel di depan pasar namanya Hotel Nirwana. Kamarnya standar: 2 bed dan fasilitas air panas tarifnya 150 ribu semalam. Tinggal itu satu-satunya kamar yang tersisa karena semua hotel sudah penuh. Mulanya berpikir, kok nggak ada kipas atau AC ya? Bisa tidur nggak nih?? Hehe... ternyata... malam harinya hidungku langsung buntu karena udara di Wonosobo dingin... banget (padahal asalnya dari pegunungan kok tetep aja kedinginan). Dinginnya kaya kalau hidung kita langsung menghirup AC.

Sorenya jalan-jalan keluar sambil nyari makan. Hmm... nemu rumah makan serba jamur yang namanya "MOSHI MOSHI" yang tempatnya ditata bergaya Jepang. Seneng... banget. Soalnya aku termasuk salah satu penggila jamur. Melihatku yang begitu antusias, maz yang nggak suka jamur akhirnya mengajak makan di sana. Taraa... ini dia menunya!


menu @ moshi-moshi
Menunya terdiri dari nasi putih seharga 2.500, sop sapi jamur (yang di mangkuk itu lho) seharga 10 ribu, chicken crispy saus teriyaki (yang di hot plate) seharga 7.500 sama french fries original seharga 4 ribu ditambah jeruk anget seharga 2 ribu. Karena datangnya udah sorean, hanya itu menu yang tersisa yang bisa kami cicipi. Totalnya cuma 30 ribu (itu pun udah kenyang banget). Asyiknya, sambil nunggu makanan datang kita bisa nyobain hotspot di sana sepuasnya. Ini juga yang jadi nilai plus Wonosobo: di mana-mana ada hotspot! ^^ Hehe.. menunya enak lho, terutama chicken crispy saus teriyaki-nya (recomended deh! Apalagi kalau beef crispy saus teriyaki pasti lebih enak - mirip sama steak di Waroeng Steak gitu lah!). Duh... jadi pingin makan itu lagi deh... ^-^

Oya, ada hal lucu. Karena kota Wonosobo banyak jalan searah, untuk mencapai masjid kami harus berputar-putar selama setengah jam (padahal masjidnya ternyata cuman beberapa ratus meter dari hotel tempat kami menginap)! Harusnya kota kecil memang nggak usah terlalu banyak jalan searah deh, bikin pusing soalnya -_-'

Finally! Akhirnya keesokan harinya kami jalan-jalan ke Dieng. Hehe.. rumah memang di Magelang, tapi kalau ke Dieng aku memang belum pernah. Jadi penasaran... banget deh, pingin tau gimana sih, Dieng itu. Soal jalan sih memang lumayan lebar, tapi di sekelilingnya jurang dan berliku-liku. Sepanjang jalan menuju ke atas bawaannya deg-degan melulu. Tapi puas... banget liat pemandangan di sana. Baguuss... ^-^ Kalo ada yang udah pernah ke Guci Tegal atau ke Kaligoa Bumiayu, yah... mirip seperti itu lah! Sampai atas udaranya duingiinn... banget! Brr... udah pakai sweater tetep aja dingin sampai tulang. Kata suami yang wudhu di atas, airnya seperti es. Kami jalan-jalan di Telaga Warna. Aku mbayanginnya sih seperti Danau Kelimutu gitu, tapi ternyata... kecewanya: danaunya cuma satu! Kirain ada tiga. Mana warnanya cuman hijau aja, nggak ada yang biru. Tapi mungkin itu berkaitan dengan cuaca atau suhu juga ya? Di sana juga ada Danau Pengilon (-jawa) yang artinya Danau Cermin. Di atasnya banyak gua-gua. Suami bilang (karena aku nggak kuat naik jadi cuman nunggu di bawah) gua-guanya banyak digunakan buat ritual tolak bala dan pesugihan karena banyak sesajian di sana. Sayang banget ya! Memang sepertinya pas di sana kami juga jarang ketemu ikhwan-akhowat sih, jadi mungkin memang belum banyak tersentuh dakwah.


Telaga Warna - Dieng


Pemandangan dari Gardu Pandang

Nah.. akhirnya sebagai penutup (nggak kuat lama-lama di Dieng, selain karena hawanya yang terlalu dingin, di Telaga Warna bau belerang juga sangat menyengat, plus lagi hamil juga), kami yang penasaran banget memutuskan untuk wisata kuliner (hore!): makan mie ongklok khas Wonosobo. Komentar untuk kuliner ini dari suami: aneh. Komentarku: lumayan. Anehnya memang karena mie ongklok ini kuahnya nggak cair tapi ada kental-kentalnya. Penyajiannya juga diiringi sama sate sapi. Harganya murah banget, 2 porsi mie ongklok + 5 tusuk sate sapi + 2 gelas jeruk anget hanya 27 ribu.

Ini lho, mie ongklok itu...

Pasangannya mie ongklok: sate sapi!
Puas mencoba kami pulang membawa oleh-oleh khas yang dijamin enak banget kalau dimakan dingin-dingin: Carica! Yummiii... plus keripik kentang hasil home industri Wonosobo. Walhamdulillaahiladzi bini'matihi tathimmush shoolihaat ^-^

4 komentar:

mutia mengatakan...

Kangen wi. Gimana kabar si kecil dan bundanya? Semoga sehat selalu^^

si kecil mengatakan...

alhamdulillaah.. sehat semua, mut ^^ iya, kangen nih lama nggak ketemu. Gimana kabar shofia? Udah bisa apa?

mutia mengatakan...

alhamdulillah sofia sehat. sekarang memasuki 9 bulan sedang belajar berdiri wi^^ beresiko banget buat jatuh huhuhu

si kecil mengatakan...

alhamdulillaah... seneng donk, mut. yang sabar ya, habis ini mungkin sofia minta naik-naik ^^ *jadi pingin liat deh..*

Posting Komentar