Bersabarlah... insyaallah dia akan tiba

24 Sep 2010



Melihat gadis-gadis mungil yang cantik, laki-laki kecil yang lucu... mulanya sempat bertanya-tanya dalam hatiku, kapan kiranya bahagia itu hadir di sisi kami?



Awalnya aku tidak pernah menyangka akan menghabiskan waktu 17 bulan menantinya. Ketika pertama kali menikah dan ditanya, "Sudah hamil belum?" kami hanya cengar-cengir, karena toh sepertinya baru kemarin kami menikah! Namun ketika minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, bahkan tahun pun berganti, kegelisahan mulai melanda. Apalagi usia mulai beranjak tak lagi muda.

Hal paling menyebalkan adalah saat orang bertanya, "sudah belum?" atau berkata, "kok lama sekali ya?" Seolah-olah mereka tidak berempati dengan perasaan kami. Ketika stres mulai menyerang, alhamdulillaah aku diberikan suami yang penuh perhatian dan sabar. He's unique and beautiful person. Kadang bisa seperti anak kecil, namun saat dibutuhkan ternyata bisa juga dewasa ^^ -hal yang sangat kusyukuri adalah bersuamikan dirinya-

Akhirnya kami mulai kenal dengan herbal-herbal seperti serbuk kurma, jamu al-mu'aris, madu dan habbatussauda' dan membiasakannya dalam keseharian kami. Pola hidup juga kami rubah, yang semula cuek, kini jadi ekstra sehat. Jadilah setiap hari menu 4 sehat 5 sempurna terhidang di meja kami. Tidak harus mahal, karena kami juga bukan orang kaya -rumah saja belum punya ^^-, tapi prinsipku, jauhi kafein, msg dan makanan-makanan instan lainnya. Yah... sekali-kali bolehlah makan mie instan -tapi harus 2x penyaringan alias air rebusan mie diganti 2x- atau fastfood lain.

Aku dulu aktivis -pergi pagi pulang sore maksudnya-, namun alhamdulillaah sebelum menikah ibu selalu mentrainingku untuk belajar masak! Berdasarkan literatur yang banyak kucari di internet maupun dari buku, seafood seperti kerang, cumi, udang dan ikan adalah makanan yang paling baik untuk menambah fertilitas. Berdasarkan uji coba, akhirnya bisa juga masak seafood seperti cumi asam manis, udang asam manis dan goreng tepung. Awalnya rasa memang berantakan, tapi selanjutnya, lumayan lah!

Namun setelah mengupayakan semuanya, kami baru sadar sesuatu yang hilang dari semua ikhtiar kami. Pertanyaan yang harus selalu kita tanamkan kalau kita ingin mengusahakan sesuatu sama halnya ketika ingin sembuh dari suatu penyakit, "Kepada siapakah aku berobat? Kepada Allah Ta'ala atau kepada yang lain?" Nah, setelah meluruskan niat, usaha dan tawakkal, ternyata do'a kami pun terjawab sudah. Tidak pernah aku melalaikan do'a ini dalam setiap sujudku:

‘Ya Rabb-ku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau-lah Waris Yang Paling Baik.’ [Al-Anbiyaa’: 89]


Maka ingatlah nasihat Hasan al-Basri rahimahullahu Ta'ala kepada seorang laki-laki yang sulit untuk mendapatkan keturunan, beliau menyuruhnya untuk beristighar. Mengapa?
Hasan Basri menjawab : “Apakah kamu tidak membaca Firman Allah Ta’ala berikut”. Yang dibacanya adalah Surat Nuh Ayat 10-12 yang artinya: “Maka aku berkata “Mohonlah ampunan kepada tuhanmu sesungguhnya dia maha pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit, dan dia memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.“
Maka bersabarlah dan janganlah berputus asa, karena bukankah 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam saja tidak memiliki anak? Dan ada berapa banyak shahabiyah yang tidak berketurunan? Anak memang perhiasan dalam sebuah rumah tangga, namun yakinlah bahwa tanpanya pun kita masih bisa berbahagia.

0 komentar:

Posting Komentar